Kepada Infokom PGRI Jateng, guru muda milenial berusia 32 tahun ini mengaku haru dan bangga mendapat perhatian dan apresiasi dari bupati.
"Apresiasi terhadap guru sangat luar biasa saat ini. Apresiasi seperti inilah yang semakin melecut motivasi kami untuk selalu memberikan yang terbaik untuk dunia pendidikan", ungkap Hayunita
Haru dan bangga ini ia rasakan karena guru kelas 5 SD ini sebelumnya belum pernah mengikuti kompetisi atau lomba apapun, tetapi dalam lomba tingkat nasional mampu meraih 1 medali perak dan 2 perunggu.
Dalam lomba tersebut Hayunita mengikuti Cabang Olah Ilmu, yakni ;1) Cabang K : Netiquette and Society 5. 0 (medali perunggu), 2). Cabang L : Distance Education and X-Learning (medali perak), dan 3) Cabang N : Deep Learning and Online Evaluation (medali perunggu).
Ia mengaku mengalami kesulitan dengan materi yang notabene baru sehingga memerlukan waktu untuk memahami topik yang dilombakan. Namun hal itu bisa diatasi dengan mudahnya mencari informasi via internet dan adanya kolaborasi yang apik dari semua anggota kontengenJateng.
"Kesan mendalam yang saya rasakan saat mengikuti lomba Gurulympics ini adalah bagaimana kekompakan tim, kontingen berjuang bukan atas nama pribadi atau asal kabupaten masing-masing, namun berjuang atas nama provinsi", ungkap hayunita.
Menurutnya kekompakan satu sama lain saling mengisi dan memberi informasi apabila ada peserta lain yang mengalami kendala. Semuanya kompak demi Jateng unggul pada klasemen Gurulympics.
"Gurulympic tidak hanya menumbuhkan jiwa kompetisi saja, namun juga berkolaborasi bersama. Tim yang solid adalah kunci sukses kontingen Jateng", jelas Hayunita lebih lanjut.
Ia menambahkan, Gurulympics menjadi ajang unjuk gigi dalam olah ilmu dan olah karya. Wawasan dan kreatifitas guru diuji dalam kompetisi skala nasional. Hal ini bisa menjadi tantangan bagi bapak/ibu guru untuk bisa semakin berprestasi. (Pur)
1 Komentar
Selamat Bu Nita semoga menjadi inovasi bagi rekan rekan di Randublatung khususnya 👍👍
BalasHapus