Jakarta, 24 Oktober 2024 – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menegaskan komitmennya dalam memperjuangkan pendidikan iklim yang berkeadilan dan transisi berkelanjutan dalam sistem pendidikan. Komitmen ini ditegaskan dalam forum E4SD Climate Justice Series #5, di mana PGRI memaparkan langkah konkret yang telah dilakukan dalam mendorong kesadaran iklim di sektor pendidikan di Asia Tenggara.
Dalam presentasinya, Mega Novita, S.Si., M.Si., M.Nat. Sci., Ph.D., perwakilan PGRI, menyoroti urgensi pendidikan iklim serta dampaknya terhadap masyarakat yang rentan, terutama komunitas berpenghasilan rendah, masyarakat adat, serta negara-negara di kawasan Global Selatan.
🗣️ “Kami percaya bahwa pendidikan adalah kunci dalam membangun kesadaran kolektif tentang perubahan iklim. Oleh karena itu, kami telah menginisiasi berbagai program yang berfokus pada peningkatan kapasitas guru, infrastruktur sekolah yang ramah lingkungan, serta integrasi pendidikan iklim ke dalam kurikulum dan kegiatan ekstrakurikuler,” ujar Mega dalam presentasinya.
🔥 Dampak Perubahan Iklim pada Pendidikan
Webinar ini menyoroti berbagai tantangan yang ditimbulkan oleh perubahan iklim terhadap pendidikan, di antaranya:
📌 Tiga Langkah Strategis PGRI dalam Pendidikan Iklim
PGRI telah mengidentifikasi tiga langkah utama dalam mendorong pendidikan iklim berkelanjutan:
🔹 Peningkatan Kapasitas Guru
Pelatihan intensif bagi guru tentang perubahan iklim dan metode pengajaran berkelanjutan, didukung oleh lokakarya dan seminar daring maupun luring untuk memperkuat literasi iklim di kalangan pendidik. 📚🌏
🔹 Infrastruktur Sekolah Berkelanjutan
Pengembangan sekolah ramah lingkungan melalui pemanfaatan energi terbarukan, penerapan sistem konservasi air, serta penghijauan lingkungan sekolah untuk menciptakan ekosistem belajar yang lebih hijau. ☀️🌿
🔹 Integrasi Pendidikan Iklim dalam Kurikulum & Ekstrakurikuler
Pengenalan materi perubahan iklim dalam pembelajaran formal serta pembentukan Eco Club, kampanye kesadaran iklim, dan kompetisi kreatif seperti video edukasi, poster, dan proyek daur ulang untuk menumbuhkan kepedulian lingkungan di kalangan siswa. 🎥♻️🌱
🏆 Konferensi Internasional dan Kolaborasi Global
Sebagai bentuk nyata dari komitmen ini, PGRI telah mengadakan Konferensi Internasional Pendidikan Iklim pada 2 Desember 2024. Acara ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Prof. Onaro (Uni Eropa), Anan Singh (Education International), Prof. Harry Hermana (Universitas Indonesia), serta perwakilan dari Turki, Nigeria, dan Polandia. Konferensi ini diikuti oleh 142 peserta luring, serta lebih dari 1.000 peserta daring melalui Zoom dan YouTube.
📌 Dampak dan Tindak Lanjut
Forum ini menghasilkan beberapa rekomendasi kebijakan penting untuk mendukung pendidikan iklim, antara lain:
Sebagai langkah lanjutan, PGRI juga berkolaborasi dengan Asosiasi Guru Korea (KCTU) dalam program Climate U 2025, yang mencakup pelatihan daring dan luring dengan total durasi 32 jam. Program ini mencakup sesi evaluasi mandiri serta tugas membuat poster dan video edukasi terkait perubahan iklim.
🌟 Visi Jangka Panjang: Membangun Generasi Pemimpin Hijau
Dalam roadmap PGRI, visi pendidikan iklim yang berkeadilan ini memiliki sasaran jangka pendek hingga jangka panjang:
💬 “Kami ingin memastikan bahwa pendidikan iklim bukan hanya wacana, tetapi menjadi gerakan nyata di sekolah-sekolah. Melalui kerja sama lintas negara, kita bisa mempercepat transisi menuju masa depan yang lebih berkelanjutan,” tutup Mega Novita.
📢 Dengan langkah-langkah konkret ini, PGRI terus memperjuangkan pendidikan iklim yang tidak hanya membangun kesadaran, tetapi juga menggerakkan aksi nyata demi keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan generasi mendatang. 🌏🌱
0 Komentar