Winarni menuturkan, materi yang diangkat dalam lomba Gurulympic PGRI luar biasa menarik, berbeda dan kekinian. Ia mengaku menemukan hal-hal baru yang sangat berbeda di ajang lomba gurulympics ini.
“Kalau biasanya kegiatan PGRI gitu-gitu aja, saya sangat senang dengan lomba gurulympics PGRI yang mengusung hal berbeda dan ini membuktikan eksistensi PGRI siap mengikuti perkembangan zaman”, jelas Winarni.
Kesan menarik dan rasa senang itu juga diungkapkan ketika mengingat setiap malam Prof Eko, Ibu Fransisca, dan panitia yang lain berkenan on air mengumumkan dan memberi penjelasan perihal kegiatan lomba yang dilakukan secara daring.
“Ini membuktikan betapa humble mereka, para pengurus PGRI dan panitia penyelenggara kegiatan tersebut”, kenang Winarni.
Dalam lomba gurulympic tahun 2020 yang diselenggarakan oleh PB PGRI ini Winarni ikut 3 cabang, dan ketiganya berhasil meraih medali, yakni Medali Emas untuk Kategori Olah Karya Sekolah Dasar, Medali Perak untuk Kategori Olah Ilmu Materi MOOC dan OAR, dan Medali Perunggu untuk Kategori Olah Ilmu, Materi Personal Network Learning dan Multiple Intelegence.
Meski berhasil meraih medali untuk ketiga lomba yang diikuti, Finalis Inobel PGRI tahun 2019 ini mengaku menghadapi kesulitan saat mengikuti lomba Gurulympic 2020. Winarni mengungkapkan kesulitan yang ia alami saat itu karena event tersebut beriringan dengan acara-acara HGN yang lain. Isteri dari Wahyu Sugiyarto ini mengaku kerepotan mengatur waktu karena karena dirinya juga terlibat dalam kegiatan PGRI Kecamatan, lomba HGN dan HUT PGRI tingkat Kabupaten.
“Dan karena saya bekerja dibawah naungan JSIT maka saya juga harus mengurusi lomba HGN JSIT, dan saat itu saya juga sedang terpanggil untuk mengikuti Diklat PPKG dari PPPTK PKn IPS”, ungkap Winarni menjelaskan.
Ibu guru SD yang sangat hebat ini menambahkan kisahnya, bahwa saat lomba olah karya (hari keempat), dalam sehari dia menjalani 4 agenda. Karena itu ia mengatur waktu; pagi sampai pukul 11.00 mengikuti pelatihan PPKG PPPTK PKN IPS melalui vicon (presentasi) sambil mengerjakan soal gurulympics cabang olah karya. Pukul 11.00 berangkat ke Solo mengikuti wisuda, dan pukul 14.00 selesai wisuda, mampir di masjid kampus mengerjakan gurulympics cabang Olah ilmu, materi Personal Network Learning dan MI.
Winarni mengaku bersyukur beberapa kegiatan yang bersamaan waktunya itu bisa ia kerjakan semuanya dengan cara fokus membagi waktu.
“Saya tinggalkan kegiatan yang kurang penting demi agenda yang lebih penting. Sebagai contoh untuk acara wisuda saja saya tidak dandan sama sekali. Selesai wisuda saya makan siang sambil belajar, dan setelah itu mengerjakan soal Gurulympics sesi siang”, ujarnya sambil tersenyum.
Winarni yang juga pegiat STEM ini mengaku terkesan dengan kata bijak yang diberikan Leader Organizer, Dr. Saptono Nugrohadi, M.Pd, M.Si. "The Most Busiest Is The Most Have Time".
“Dan benar, dengan kesibukan-kesibukan itu membuat saya tidak sempat memikirkan hal-hal negatif. Dengan kesibukan membuat saya benar-benar menghargai dan memiliki waktu tersebut”, jelasnya.
Winarni berharap lomba Gurulympics PGRI terus diselenggarakan setiap tahun dengan tata kelola yang kian rapi sehingga kegiatannya benar-benar berjalan lebih baik, fair, adil, diikuti peserta lebih banyak lagi dan menghasilkan juara-juara yang lebih berkualitas.
Baca juga : Buatlah Video Pembelajaran Sesuai Dunia Anak
Mengakhiri percakapannya, Winarni menyampaikan terima kasih kepada Pengurus PGRI Jateng yang telah memberikan apresiasi luar biasa kepadanya. Juga kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Sekretaris PGRI Kabupaten Semarang yang juga memberikan perhatian dan mengantarnya mengikuti resepsi HUT ke-75 PGRI dan HGN 2020 tingkat Provinsi Jawa Tengah, di Semarang 5 Desember 2020.
0 Komentar