Bagaimana menyikapi kondisi tersebut?
Marellia Prihatna Kusumawardani, juara I lomba video pembelajaran dalam rangka HUT ke-75 PGRI Kabupaten Batang memberikan pendapat. Sebelum pandemi, guru terbiasa dengan pola ajar konvensional, penerapan IT dalam mengajar sangat minim, sehingga mungkin terjadi culture shock dalam dunia pendidikan ketika dihadapkan dengan situasi pandemi yang mengharuskan PBM dengan PJJ seperti saat ini.
Guru kelas 6, SDN Karangasem 03 mengungkapkan, sebenarnya bukan anak-anak saja yg merasa tidak nyaman dalam belajar, tetapi gurupun juga merasakan hal yg sama dalam mengajar, Bukan menjadi masalah yang besar sebetulnya, karena hal ini hanya membutuhkan pembiasaan diantara keduanya (guru dan siswa)
Guru harus semakin aktif dan kreatif lagi dalam mengemas pembelajaran dengan IT, begitu pula siswa, harus terbuka dengan segala perubahan yang terjadi, sehingga ketidaknyamanan itu bisa diminimalkan dalam proses belajar jarak jauh.
Marelia yang juga juara mendongeng ini menyataksn, pandemi ini mengajarkan sesuatu yg berharga dan baru bagi dunia pendidikan, sehingga percepatan inovasi juga mau tidak mau harus dilakukan.
Video seperti apa yang cocok digunakan dalam pjj agar tujuan pembelajaran tercapai secara optimal?
Marelia yang mengaku belum seberapa kemampuanya dibanding guru-guru hebat yang lain, mengungkapkan:
Video yang cocok untuk pembelajaran sebaiknya disesuaikan dengan tingkat usia anak, Tidak mungkin anak SD videonya disamakan dengan anak SMP/SMA begitu juga sebaliknya. Karena Marelia sebagai pengajar SD, ia mengaku video yang ia kembangkan adalah video dengan visual yang menarik, ceria, dan membuat anak penasaran.
Baca juga : Sejarah Berdirinya ASEAN : Kelas VI Tema 1 Sub Tema 1 PB 1
Bahasa yang digunakan harus mudah dimengerti oleh anak dan tidak berbelit-belit serta alur ceritanya yang asyik dan lebih memudahkan anak-anak dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dengan demikian maka mereka akan betah menonton video dari awal-akhir.
Bagaimana memotivasi anak2 agar terus belajar dengan berbagai keterbatasan yang ada?
Guru milenial yang masa kerjanya baru satu tahun 5 bulan ini mengungkapkan, bahwa membuat video yang kreatif dan inovatif juga menjadi salah satu alasan dia untuk memotivasi anak-anak dalam belajar.
Melalui video itu ia sampaikan pesan-pesan yang bisa diterima oleh anak-anak.
"Selain itu, komunikasi intens dengan orang tua juga sangat diperlukan meskipun melalui whatsapp karena dengan cara seperti itu ada kedekatan emosional yang akan dibangun antara guru, siswa, dan orang tua, meskipun tanpa tatap muka secara langsung", jelasnya.
Guru muda kader PGRI Jateng berusia 24 tahun ini menambahkan, bahwa pandemi covid-19 bukan menjadi halangan untuk berprestasi. Ini yg selalu ia tekankan untuk dirinya sendiri dan juga untuk siswa siswi yang didik.
"Meskipun belajar di rumah bukan berarti kita berjalan tanpa arah. Karena kita manusia sejatinya adalah pribadi yang harus selalu belajar, tentang apapun itu", tegas Marelia. (Pur)
0 Komentar